Empat Kerajaan Kecil: Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean
Kerajaan Babolau merupakan satu dari empat kerajaan kecil yang pernah berdiri di Pulau Banggai. Tiga kerajaan lainnya adalah Kerajaan Singgolok, Kookini, dan Katapean, yang masing-masing juga memiliki “rumah keramat” yang dianggap bekas istana. Tidak ada literatur yang dapat memastikan tahun berapa keempat kerajaan itu berdiri. Babad Banggai Sepintas Kilas, misalnya, hanya menyebut keempat kerajaan itu masih berdiri sampai abad ke-15.
Delapan dari 24 pemangku adat Kerajaan Babolau pun, tidak dapat memastikan tahun berapa Babolau dan tiga kerajaan lainnya berdiri. “Kami tidak tahu pasti tahun berdirinya. Tapi, dari cerita orangtua kami dulu, empat kerajaan inilah yang menjadi cikal bakal Kerajaan Banggai,” tutur Jabura, pemangku adat Kerajaan Babolau lainnya.
Adi Cokro, Panglima Perang Kesultanan Ternate, Pendiri Kerajaan Banggai
Dari sejumlah pustaka disimpulkan, pada awal abad ke-16 empat kerajaan kecil itu dikuasai Kesultanan Ternate. Adi Cokro, Panglima Perang Kesultanan Ternate yang berasal dari Jawa, kemudian menyatukannya menjadi satu kerajaan, yaitu Kerajaan Banggai yang beribukota di Pulau Banggai. Adi Cokro inilah yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Banggai.
Oleh Adi Cokro, keempat rajanya kemudian dijadikan Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja Babolau), Basalo Gong-gong (Raja Singgolok), Basalo Bonunungan (Raja Kookini), dan Basalo Monsongan (Raja Katapean).
Setelah memperluas wilayah Kerajaan Banggai, dari semula hanya Banggai Laut (kini Bangkep) sampai ke Banggai Daratan (Kabupaten Banggai), Adi Cokro kembali ke Jawa. Basalo Sangkap lantas memilih Abu Kasim, putra Adi Cokro hasil perkawinan dengan Nurussapa, putri Raja Singgolok, menjadi Raja Banggai. Namun, sebelum dilantik, Abu Kasim dibunuh bajak laut dalam suatu pelayaran hingga tewas.
Basalo Sangkap kemudian memilih Maulana Prins Mandapar, anak Adi Cokro yang lain, hasil perkawinannya dengan seorang putri Portugis. Basalo Sangkap ini pula yang melantik Mandapar menjadi raja pertama Banggai yang berkuasa mulai tahun 1600 sampai 1625. Menurut Machmud, Raja Mandapar berkuasa sejak tahun 1571 sampai tahun 1601.
Pelantikan Mandapar dan raja-raja setelahnya dilakukan di atas sebuah batu yang dipahat menyerupai tempat duduk. Sampai saat ini batu tersebut masih ada di Kota Tua Banggai Lalongo, sekitar 5 km dari Kota Banggai.
M O D E S T Y
Monsongan Students Community --Menngene Ko Noa, Konggolio Ko Utus---

Jumat, 05 Februari 2010
Selasa, 02 Februari 2010
Monsongan Students Community
Untuk Tomundo Banggai
(Bpk. H Ir Iskadar Zaman,MM)
Kembali hujan menyapa bumi,
Dengan semerbak wangi seroja,
Menggoreskan kembali sejarah Kerajaan Banggai,
Atas kembalinya Sang Nahkoda.
Memang duka ini lahir,
Tapi Do'a ini mengalir,
Banjir ke hilir Penciftaku,
Hanya untukmu Rajaku.
Awak-awakmu tetap maju,
Menjadi bagian penerusmu,
Sebab engkau telah maju,
Menjadi kekasih Penciftamu...Amin.
(Bpk. H Ir Iskadar Zaman,MM)
Kembali hujan menyapa bumi,
Dengan semerbak wangi seroja,
Menggoreskan kembali sejarah Kerajaan Banggai,
Atas kembalinya Sang Nahkoda.
Memang duka ini lahir,
Tapi Do'a ini mengalir,
Banjir ke hilir Penciftaku,
Hanya untukmu Rajaku.
Awak-awakmu tetap maju,
Menjadi bagian penerusmu,
Sebab engkau telah maju,
Menjadi kekasih Penciftamu...Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)